Research Sharing Webinar UPSI-UNY Series 1

Pada hari Sabtu, tanggal 16 Juli 2022 Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan joint webinar dengan Departemen Kimia Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia. Terdapat 5 guest speakers yang berpartisipasi dalam webinar ini dengan 3 di antaranya adalah dosen Jurusan Pendidikan Kimia UNY yaitu Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc. (Chemistry Education), Prof. Dr. Sri Atun (Organic Chemistry), dan Dr. Dyah Purwaningsih (Inorganic Chmeistry) serta 2 lainnya adalah dosen Departemen Kimia UPSI yaitu Dr. Sivaranjan Kuppan (Physical Chemistry) dan Dr. Mohammad Idris (Analytical Chemistry).

Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc. menyampaikan tentang Research on Socioscientific Issue to Improve Chemistry Learning Relevance. Pada presentasinya Dr. Antuni menyampaikan bahwa tidak ada kesepakatan yang universal terkait masalah ilmiah yang berkaitan dengan SSI akan tetapi suatu isu dikatakan sebagai SSI jika minimal melibatkan 2 pertentangan dari 2 kelompok yang berbeda. Adapun untuk memahami tentang SSI diperlukan: (1) conceptual knowledge, (2) reaction + reflection, dan (3) dilemma + decision. Sebagai suatu isu, SSI dalam pembelajaran kimia dapat digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana siswa berpikir seperti ilmuwan. Oleh karena itu, penggunaan SSI dalam pembelajaran kimia dapat mengembangkan Scientific Habits of Mind (SHOM), argumentation skills, literasi kimia, dsb. Adapun salah satu cara untuk menerapkan SSI dalam pembelajaran kimia adalah menggunakan pembelajaran berbasis konteks. Penggunaan pembelajaran kimia berbasis konteks SSI diharapkan dapat meningkatkan relevansi kimia dengan kehidupan siswa sesuai dengan makna dari chemistry relevance yang menentut persepsi kebermaknaan dengan memberikan efek kehidupan nyata bagi individu secara multidimensi.

Pembicara kedua adalah Dr. Sivaranjan Kuppan dari UPSI. Beliau menyampaikan tentang nanocomposite dan nanoparticle dalam penelitian bidang kimia fisika sebagai studi aktivitas katalik. Pada penelitiannya Dr. Sivranjan menggunakan SEM dan TEM dalam melakukan analisis yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel.

Selanjutnya pembicara ketiga adalah Prof. Dr. Sri Atun dari UNY yang menyampaikan tentang Phytochemical of Some Tropical Traditional Plant and Its Development to Find New Material Drugs. Pada presentasinya Prof. Atun menyampaikan bahwa banyak sekali tanaman tradisional di daerah tropis yang dapat digunakan dan dikembangkan menjadi material baru untuk membuat obat-obatan di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Minyak gandapura yang mengandung metil salisilat dapat diesterifikasi menjadi asam salisilat dan asetil salisilat yang mana asetil salisilat inilah bahan utama yang digunakan untuk obat sakit kepala.
  2. Cengkeh yang mengandung eugenol dapat dikembangkan berbagai bahan-bahan untuk kosmetik, parfum, pembasmi hama
  3. Kina yang mengandung quinine yang sejak lama digunakan untuk obat malaria akan tetapi menyebabkan resisten sehingga dari quinine kemudian disentesis menjadi quindine yang berguna untuk obat penyakit jantung
  4. Taxol dari taxus brevifolia untuk obat kanker payudara

Berikutnya pembicara keempat adalah Dr. Mohammad Idris dari UPSI dari bidang Analytical Chemistry. Dr. Idris menyampaikan bahwa pada dasarnya bidang kimia analitik melibatkan analisis kualitatif dan kuantitatif. Adapun penelitian dalam bidang ini berawal dari berbagai masalah seperti permasalahan tentang kosmetik yang mengandung merkuri, bahaya penggunaan parasetamol secara excessive, penjualan botol susu bayi yang tidak free BPA (Bisphenol A) yang menyebabkan resisten dan kanker. Bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa kimia yang berbahaya tersebut dibutuhkan suatu instrumentasi kimia ayng modern seperti HPL, AAS, GC-MS, ICP-OES, bahkan mercury analyzer. Akan tetapi untuk menjalankan instrumen di atas memiliki beberapa kelemahan yaitu: (1) time consuming, (2) sophisticated, (3) membutuhkan sertifikasi operator, (4) harga mahal, dan (5) membutuhkan sample treatment. Oleh karena itu, Dr. Idris dan team nya merumuskan untuk menggunakan electrochemical sensor berupa voltametri.

Pembicara terakhir adalah Dr. Dyah Purwaningsih dari UNY. Dr. Dyah mempresentasikan tentang Development of Cathode Materials for Lithium Ion-Batteries. Penelitian Dr. Dyah dilandasi bahwa penggunaan baterai tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari akan tetapi limbah yang dihasilkan dari baterai cukup berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, Dr. Dyah dan tim penelitiannya menggunakan senyawa MnO2 untuk mengembangkan baterai ion lithium. Penggunaan MnO2 sangat potensial karena jumlahnya sangat banyak, murah, dan ramah lingkungan. Melalui kegiatan join webinar ini diharapkan dapat memberikan wawasan abru terkait topik-topik penelitian di berbagai bidang kimia dan pendidikan kimia.

Tags: