Kuliah Umum Teknologi Nanokimia Prodi Kimia FMIPA UNY oleh Prof. Dr. Is Fatimah

Perkuliahan semester genap tahun ajaran 2020/2021 di Universitas Negeri Yogyakarta telah dimulai sejak tanggal 08 Februari 2021. Kondisi pandemi Covid 19 yang belum juga usai membuat proses perkuliahan tetap dilaksanakan dengan metode dalam jaringan (daring).

Tanggal 13 Februari 2021, kuliah perdana Teknologi Nanokimia di Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta juga telah terlaksana. Mata kuliah Teknologi Nanokimia adalah mata kuliah pilihan di Prodi Kimia FMIPA UNY yang mempelajari tentang teknologi rekayasa material dalam skala nanometer atau satu per satu milyar meter dari atom-atom atau molekul-molekul untuk mendapatkan sifat-sifat yang dapat dikontrol sesuai dengan yang diinginkan. Teknologi ini merupakan kombinasi ilmu kimia, material dan fisik, serta teknik, biologi dan aplikasi medis. Nanokimia adalah disiplin ilmu dalam nanoteknologi yang berkaitan dengan sintesis blok pembangun yang bergantung pada sifat ukuran, permukaan, bentuk dan kecacatan menjadi sebuah struktur fungsional dan mungkin akan berguna bagi permasalahan elektronik, fotonik, bioanalitik, lingkungan atau yang lain.

Kuliah perdana Teknologi Nanokimia menghadirkan dosen tamu Prof. Dr. Is Fatimah, M.Si, dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia. Perkuliahan diiikuti oleh 50 orang mahasiswa yang mengambil kuliah Teknologi Nanokimia dan beberapa mahasiswa yang melakukan penelitian tentang rekayasa material nano. Topik yang disampaikan dalam kuriah daring ini adalah "Designing low-cost nanomaterials for energy and environmental applications". Paparan yang disampaikan beliau dalam kuliah ini meliputi:

  1. Motivation: Principles of green chemistry
  2. Sustainable environmental technology
  3. Low-cost material functionals
  4. Modified clay as photocatalyst-sonocatalyst
  5. Modified clay as magnetic adsorbent
  6. Sustainable resources-biomass to energy and chemicals

Kesimpulan yang dapat diambil dari perkuliahan ini adalah bahwa pengembangan material komposit magnetik berbasis kekayaan sumber daya alam Indonesia dapat dilakukan ke arah low-cost adsorbent/photocatalyst untuk pengolahan air. Selain itu masih diperlukan eksplorasi dari berbagai sumber untuk memperkaya kajian potensi tersebut. Dari sisi mahasiswa, hal ini dapat menjadi salah satu pemicu untuk terus melakukan riset di bidang tersebut.

Tags: