Praktisi Mengajar di Kampus: Peluang dan Tantangan Industri Obat Herbal & Pemanfaatan Bahan Alam untuk Obat

Kegiatan praktisi mengajar di kampus dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan wawasan kepada mahasiswa prodi kimia tentang aplikasi kimia dalam dunia kerja. Pada kegiatan praktisi mengajar di kampus kali ini menghadirkan dua orang nara sumber yaitu: (1) Bapak Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc. dari PT. Scan Pacific tbk dan Ibu Emi Rusmalawati, S.Si. dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir. 

Pada presentasinya, Bapak Victor S. Ringoringo menyampaikan tentang Peluang dan Tantangan Industri Obat Herbal di Indonesia Menuju Kemandirian Obat Nasional. Perkuliahan ini wajib diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kimia Bahan Alam. Bapak Victor menyampaikan bahwa produk yang diijinkan oleh BPOM harus memenuhi 3 persyaratan yaitu: (1) quality, (2) efficacy, dan (3) safety. Pada kasus ini, maka industri obat herbal harus mendaftarkan produknya dan memenuhi 3 syarat tersebut untuk mendapatkan izin dari BPOM. Adapun berkaitan dengan proses produksi obat herbal, Bapak Victor menyampaikan bahwa prosesnya sangat bergantung pada proses panen dan kualitas bahan baku obat. Jika bahan baku tidak berkualitas maka tidak dapat digunakan untuk membuat jamu yang berkualitas. Potensi pasar obat herbal relatif tinggi dengan pertumbuhan pasar yang cepat beberapa entrepreneur sudah memanfaatkan digital marketing untuk meningkatkan nilai jualnya. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi dan kolaborasi yang strategis untuk dapat mempertahankan produk obat herbal di pasaran.

Pada sisi lain, Ibu Emi menyampaikan tentang Pemanfaatan Bahan Alam untuk Obat. Kegiatan perkuliahan ini juga diikuti oleh mahasiswa yang menempuh mata kuliah Kimia Bahan Pangan. Ibu Emi menyampaikan bahwa terdapat empat model obat sebagai terapi yang dapat diproduksi dari bahan alam yaitu: (1) terapi obat alam, (2) terapi alternatif, (3) terapi komplementer, dan (4) terapi konvensional, Jenis terapi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah terapi jenis komplementer karena pada kasus ini digunakan obat alam untuk mendukung hasil terapi konvensional.